Assalammu'alaikum Wr.wb

Selamat datang di blok Berbagi itu Indah, Semoga Bermanfaat

Kamis, 24 Mei 2012

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH


ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A.  Definisi
Bayi berat badan lahir rendah atau BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram atau lebih rendah pada saat lahir.
Klasifikasi BBLR : 
Menurut masa gestasinya :
·         Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK).
·         Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

B.  Etiologi
Faktor ibu :
·         Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll)
·         Komplikasi pada kehamilan Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.
·         Faktor usia
·         Kebiasaan Ibu: Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
   
Faktor janin :
·         Hidramnion
·         Kehamilan multigravida/ ganda
·         Kelainan janin

Faktor Lingkungan :
·         Tempat tinggal didataran tinggi
·         Sosial Ekonomi
·         Radiasi
·         Zat-zat beracun

C.  Manisfetasi Klinis
1.      Pada Bayi prematur
•  Berat badan < 2500 gram
•  Panjang badan < 45 cm
•  Lingkar dada < 35 cm,lingkar kepala < dari 33 cm
•  Masa gestasi < 37 minggu
•  Kepala relative lebih besar daripada badan.
•  Kulit tipis transparan,lanugo banyak,lemak subkutan kurang.
•  Oksifikasi tengkorak sedikit,ubun – ubun dan sutura lebar.
• Genetalia im matur,desensus testikulorum biasanya belum sempurna.dan labia minora belum tertutup sempurnaoleh labia mayora
•  Rambut biasanya tipis,halus dan teranyam,sehingga sulit terlihat satu persatu
• Tulang rawan dan daun telinga belum cukup sehingga elastisitas daun telinga masih kurang
•  Tangis lemah
•  Pernafasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnue
• Otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki fleksi dan kepala menghadap kesatu jurusan
• Tonic neck reflks biasanya lemah, refleks moro (+), refleks mengisap dan menelan belum sempurna demikian pula refleks batuk.
• Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks menghisap dan menelan belum sempurna.

D.  Pemeriksaan Penunjang
·      Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3,  hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
·      Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal).
·      Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan ).
·      Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
·      Destrosix : tetes glukosa pertama  selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
·      Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
·      Pemeriksaan Analisa gas darah.

E.   Komplikasi
·      Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
·      Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
·      Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
·      Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
·      Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
·      Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal

F. Penatalaksanaan
1.      Penatalaksaan bayi prematur
Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di  dalam  inkubator sehingga panas badannya mendekati  dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam  inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan.

Makanan bayi premature
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam  setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih  sering. ASI merupakan makanan  yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan
 
Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehinggatidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan  bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.

2.      Penatalaksanaan dismaturitas
a.    Pemeriksaan pertumbuhan dan  perkembangan janin intra uterina serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi.
b.    Memeriksa kadar gula darah ( true  glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
c.    Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
d.   Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK.
e.    Melakukan tracheal-washing  pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
f.     Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan  danbila frekwensi lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax.

G.   Pencegahan BBLR:
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun).
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil

ASUHAN KEPERAWATAN BBRL

A.  Pengkajian
1.    Aktivitas/Istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, tidur sehari rata-rata 20 jam. Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.
2.      Riwayat kehamilan
• Mulai HPHT – umur kehamilan < 37 minggu
• Ibu menderita : hipertensi( toksemia gravidarum ), kelainan jantung, DM, penyakit menular
• Riwayat obstetric kurang baik
• Kehamilan multigravida dengan jarak kelahiran < 2 tahun
• Umur ibu < 20 tahun dan < 35 tahun
• Nutrisi ibu kurang
• Pemeriksaan/ pengawasan antenatal tidak teratur
3.      Penentuan usia kehamilan
• Usia kehamilan < 37 minggu , dengan pemeriksaan:
ü K epala relative lebih besar dari pada badan
ü Kulit tipis transparan,lanugo dan verniks caseosa banyak,lemak subkutan kurang
ü Oksifikasi tengkorak sedikit,ubun – ubun dan sututra lebar
ü Tulang rawan dan daun telinga belum matur sehingga kurang elastis
ü Gusi : makroglosia
ü Jaringan mamae belum sempurna,demikian pula putting susu belum terbentuk dengan baik
ü Posisi masih posisi fetal ( dekubitus lateral )
ü Lipatanbawah kaki lebih sedikit.
ü Pergerakan kurang dan masih lemah ( tonus otot kurang )
ü Desensus testikulorumàBayi laki-laki
ü klitoris dan labia minora belum tertutup labia mayora.àBayi perempuan
4.      Pemeriksaan fisik
•  Antropometri: Berat badan < 2500 gr,panjang badan < 45 cm,lingkar dada < 30 cm,lingkar kepala < 33 cm.
•    Suhu
Suhu tubuh bayi hipotermi.
Penyebabnya adalah :
-        Pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna.
-        Kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu.
-        Kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang
5.      Neurosensori Pemeriksaan Refleks
•  Tubuh panjang,kurus,lemah dengan perut agak gendur
•  Ukuran kepala besar dengan hubungannya dengan tubuh,sutura mungkin mudah digerakkan,fontanel mungkin besar atau terbuka lebar.
•  Edema kelopak mata umum terjadi ,mungkin merapat ( tergantung usis gestasi )
• Refleks moro : komponen pertama dari refleks morro ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan tampak pada gestasi minggu ke – 28,komponen kedua fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar yang tampak pada usia gestasi minggu ke 32.
•  Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara 24 – 37 minggu.
•  Refleks roting terjadi dengan baik pada gestasi 32 minggu,koordinasi refleks untuk mengisap,menelan dan berfnafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32
•  Dapat mendemonstrasikan kedutan atau mata berputer
6.      Sistem pernafasan
• Frekuensi pernafasan bervariasi/ belum teratur terutama pada hari – hari pertama,pernafasan diagfragmatik intermiten atau periodic ( 40 – 60x/m)
•  Sering terjadi apnue
•  Refleks batuk lemah
• Mengorok ,pernafasan cuping hidung,retraksi suprasternal atausubsternal atau berbagai derajat sianosis mungkin ada
• Adanya bunyi “ampeles” pada auskultasi , menandakan Respirasi Distress Syndrome ( RDS )
7.      Sirkulasi
• Seringkali terdapat edema pada anggota gerak yang dapat berubah sesuai perubahan posisi menjadi lebih nyata sesuadah 24 – 48 jam
• Kulit tampak mengkilat dan licin
• Pembuluh darah kulit banyak terlihat
8.      Makanan / cairan
• Refleks menelan masih lemah (kurang )
• Refleks mengisap masih lemah
• Kesulitan menyusui
9.      Eliminasi
•  Urine Pada bayi 24 jam I < 15 – 20 cc, 26 hari < 200 cc ( fungsi pemekatan urine lemah)
• Mekonium ( + )
10.  Integumen
Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).

B. Diagnosa, Intervensi dan Rasional Keperawatan

No
DP
TUJUAN
PERENCANAAN

1
Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan  otot,  penurunan energi/ kelelahan, ketidakseimbangan metabolik
Pola nafas efektif . Dengan Kriteria Hasil :
RR 30-60 x/mnt
Sianosis (-)
Sesak (-)
Ronchi (-)
Whezing (-)
Mandiri:
1.    Kaji frekwensi pernafasan dan pola pernafasan..

2.    Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
3.    Pertahankan suhu tubuh optimal


4.    Posisikan bayi  pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi.


Kolaborasi:
1.    Pantau pemeriksaan laboratory (GDA, glukosa serum, elektrolit ).


2.    Berikan oksigen sesuai indikasi
1.    Membantu dalam membedakan priode perputaran pernafasan yang normal
2.    Menghilangkan  mukus yang menyumbat jalan nafas.
3.    Hanya sedikit peningkatan atau penurunan suhu lingkungan dapat menimbulkan apnea.
4.    Posisi ini dapat memudahkan pernafasan dan menurunkan episode apnoe,  khususnya adanya hipoksia,  asidosis metabolik atau hiperkapnea .




1.    Hipoksia,asidosis metabolik, hiperkapnea, hipoglikemia, hipopkalsemia, dan sepsis dapat memperberat serangan apnoe.
2.    Perbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat meningkatkan fungsi pernafasan.
2
Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.
Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C.
Kulit hangat.
Sianosis (-)
Ekstremitas hangat
Mandiri
1.      Observasi tanda-tanda vital.

2.      Tempatkan bayi pada inkubator.

3.      Ganti pakaian setiap basah

Kolaborasi
1.      Kolaborasi pemberian D-10 W dan ekspander  volume secara intra vena bila diperlukan.
2.      Berikan obat-obatan  sesuai indikasi fenobarbital, natrium bikarbonat
1.    Hiopotermia membuat bayi cenderung pada stress.
2.    Mempertahankan lingkungan termo netral membantu mencegah stress dingin.
3.    Mencegah kehilangan cairan melalui evavorasi.


4.    Pemberian dextrose mungkin perlu untuk memperbaiki hipoglikemia,hipotensi karena vasodilatasi perifer
5.    Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan fungsi SSP yang disebabkan oleh hipertermia, memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia.
3
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur
Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Leukosit 5.000–10.000
Mandiri
1.    Tingkatkan  cara-cara  mencuci tangan pada staf, orang tua  dan pekerja lain.
2.    Pantau pengunjung akan adanya lesi kulit.

3.    Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi, misalnya : suhu, letargi atau perubahan perilaku. 
4.    Lakukan perawatan tali pusat sesuai kit.

5.    Berikan ASI untuk pemberian makan bila tersedia.


Kolaborasi
Berikan antibiotika sesuai indikasi

1.     Mencuci tangan adalah praktik yang penting untuk mencegah kontaminasi.
2.     Penularan penyakit pada neonatus dari pengunjung dapat terjadi secara langsung.
3.     Bermanfaat dalam mendiagnosa infeksi.


4.     Penggunaan dye  dapat membantu mencegah kolonisasi.
5.     ASI mengandung Ig. A, makrofag, limfosit dan netropil yang memberikan beberapa perlindungan dari infeksi.


Mengatasi  infeksi pernafasan atau sepsis.
4
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
Nutrisi terpenuhi setelah
Kriteria hasil :
Reflek hisap dan menelan baik
Muntah (-)
Kembung(-)
BAB lancar
Berat badan meningkat 15 gr/hr
Turgor elastis.
Mandiri
1.     Timbang berat badan bayi saat menerima  di ruangan perawatan dan setelah itu setiap hari.



2.     Auskultasi bising usus,  perhatikan adanya  distensi  abdomen, dan perilaku menghisap.
3.     Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril, kemudian dextrose dan air sesuai protokol rumah sakit.

Kolaborasi
Berikan glukosa dengan segera peroral atau intravena bila kadar dextrostik kurang dari 45 mg/dl.

1.     Menetapkan kebutuhan  kalori dan cairan sesuai dengan  BB dasar  yang sesuai/ normal turun sebanyak 5%-10 % dalam 3-4  hari pertama dari kehidupan karena keterbatasan masukan oral.
2.     Indikator yang menunjukkan neonatus lapar.


3.     Pemberian makanan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan




Bayi mungkin memerlukan suplemen glukosa untuk meningkatkan  kadar serum.





















DAFTAR PUSTAKA

Rudi. 2012. Askep BBLR. http://perawatku.blog.unsoed.ac.id/2012/05/10/askep-bblr/, diunduh 18 Mei 2012.

Mitayani. 2009. Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

K, Deswani. 2012.Panduan Praktik Klinis dan Laboratotium Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar