Assalammu'alaikum Wr.wb

Selamat datang di blok Berbagi itu Indah, Semoga Bermanfaat

Senin, 28 Mei 2012

ASKEP IDIOPATIK TROMBOSITOPENIK PURPURA

ASKEP IDIOPATIK TROMBOSITOPENIK PURPURA

1. DEFINISI
·      ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit/ selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8 tahun), lebih sering terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid 2).
·      IITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal.

2. ETIOLOGI
a. Penyebab pasti belum diketahui (idiopatik).
b. Tetapi kemungkinan akibat dari:
·         Hipersplenisme.
·         Infeksi virus.
·         Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon, diamokkina, sedormid).
·         Bahan kimia.
·         Pengaruh fisi (radiasi, panas).
·         Kekurangan factor pematangan (malnutrisi).
·         Koagulasi intra vascular diseminata CKID.
·         Autoimnue.

3. KLASIFIKASI
a. Akut.
·         Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
·         Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi spontan).
·         Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
b. Kronik
·         Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.
·         Awitan tersembunyi dan berbahaya.
·         Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
·         Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
c. Kambuhan
·         Mula-mula terjadi trombositopenia.
·         Relaps berulang.
·         Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.

4. MANIFESTASI KLINIS
a. Masa prodormal, keletihan, demam dan nyeri abdomen.
b. Secara spontan timbul petekie dan ekimosis pada kulit.
c. Epistaksis.
d. Perdarahan mukosa mulut.
e. Menoragia.
f. Memar.
g. Anemia terjadi jika banyak darah yang hilang karena perdarahan.
h. Hematuria.
i. Melana.

5. PATOFISIOLOGI
ITP adalah salah satu gangguan perdarahan di dapat yang paling umum terjadi. ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal. Penyebab sebenarnya tidak diketahui, meskipun diduga disebabkan oleh agen virus yang merusak trombosit. Pada umumnya gangguan ini didahului oleh penyakit dengan demam ringan 1 – 6 minggu sebelum timbul gejala. Gangguan ini dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu akut, kronik dan kambuhan. Pada anak-anak mula-mula terdapat gejala diantaranya demam, perdarahan, petekie, purpura dengan trombositopenia dan anemia.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu / mm3).
b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.
c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi leukositosis.
Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan leucopenia ringan.
d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapu megakariosit muda dapat bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit.
e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+).

7. PENATALAKSANAAN
a. ITP Akut
·      Ringan: observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
·      Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan kortikosteroid.
·      Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV.
·      Bila keadaan gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.
b. ITP Menahun
·      Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
·      Missal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV).
·      Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5 mg/kgBB/hari peroral.
-       Azatioprin 2 – 4 mg/kgBB/hari per oral.
-       Siklofosfamid 2 mg/kgBB/hari per oral.
·      Splenektomi.
-       Indikasi:
ü Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 – 3 bulan.
ü Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat.
ü Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan.
-       Kontra indikasi:
ü Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)



ASUHAN KEPERAWATAN ITP

1. PENGKAJIAN
a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.
b. Tanda-tanda perdarahan.
·      Petekie terjadi spontan.
·      Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
·      Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.
·      Menoragie.
·      Hematuria.
·      Perdarahan gastrointestinal.
c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
d. Aktivitas / istirahat.
Gejala : - keletihan, kelemahan, malaise umum.
-    toleransi terhadap latihan rendah.
Tanda : - takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat.
                  - kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
e. Sirkulasi.
Gejala : - riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat.
- palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : - TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
f. Integritas ego.
   Gejala : keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah.
    Tanda : DEPRESI.
g. Eliminasi.
    Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi.
    Tanda : distensi abdomen.
h. Makanan / cairan.
    Gejala : - penurunan masukan diet.
                - mual dan muntah.
    Tanda : turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.
i. Neurosensori.
   Gejala : - sakit kepala, pusing.
               - kelemahan, penurunan penglihatan.
   Tanda : - epistaksis.
               - mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal).
j. Nyeri / kenyamanan.
   Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala.
   Tanda : takipnea, dispnea.
k. Pernafasan.
   Gejala : nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.
   Tanda : takipnea, dispnea.
l. Keamanan
   Gejala : penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya.
   Tanda : petekie, ekimosis.

2. DIAGNOSA, INTERVENSI DAN RASIONAL KEPERAWATAN

 No
DX
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan:
·   Menghilangkan mual dan muntah

kriteria:
·   Menunjukkan berat badan stabil

·      Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas.
·      Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

·      Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari.


·      Lakukan konsultasi dengan ahli diet.



·      Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi.

·   Rasional : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari.

·   Rasional : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori.
·   Rasional : anoreksia dan kelemahan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang serius.
·   Rasional : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
·   Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.
2
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.
Tujuan:
o Tekanan darah normal.
o Pangisian kapiler baik.

Kriteria: o Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil.

·       Awasi TTV, kaji pengisian kapiler.



·       Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.


·       Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang.

·       Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi nafas.
·   Rasional : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
·   Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
·   Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia.
·   Rasional : dispne karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah jantung.
3
Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.
Tujuan:
·   Mengurangi distress pernafasan.

Kriteria:
·   Mempertahankan pola pernafasan normal / efektif

·       Kaji / awasi frekuensi pernafasan, kedalaman dan irama.




·       Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman.


·       Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara periodic.
·       Bantu dengan teknik nafas dalam.
·   Rasional : perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan otot aksesoris) dapat menindikasikan berlanjutnya keterlibatan / pengaruh pernafasan yang membutuhkan upaya intervensi.
·   Rasional : memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan dan menurunkan resiko aspirasi.
·   Rasional : meningkatkan areasi semua segmen paru dan mobilisasikan sekresi.
·   Rasional : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.
4
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan:
·   Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas.

Kriteria:
·   Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

·   Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelemahan, keletihan..
·   Awasi TD, nadi, pernafasan.



·   Berikan lingkungan tenang.


·   Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
·      Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi.


·   Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk emmbawa jumlah oksigen ke jaringan.
·   Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh.
·   Rasional : hipotensi postural / hipoksin serebral menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.
5
Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi.
Tujuan:
·      Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan.
Kriteria:
·      Menyatakan pemahaman proses penyakit.
·      Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan.
·  Berikan informasi tntang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya ITP.
·  Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic.
·  Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk ITP.
·  Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga / pasien dapat membuat pilihan yang tepat.
·  Rasional : ketidak tahuan meningkatkan stress.

·  Rasional : merupakan kekwatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien / keluarga.

DAFTAR PUSTAKA 
Betz L. Cecily, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC.
——–. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. FKUI: Media Aesculapius.
Nettina M. Sandra. 1996. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar