Assalammu'alaikum Wr.wb

Selamat datang di blok Berbagi itu Indah, Semoga Bermanfaat

Jumat, 14 Desember 2012

RESPIRATORY DISTRES SYNDROME (RDS) ATAU HYALINE MEMBRANE DISEASE (HMD)


RESPIRATORY DISTRES SYNDROME (RDS)
ATAU HYALINE MEMBRANE DISEASE (HMD)

A. Definisi
Sindrom Distres Pernafasan adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai hyaline membrane disease (HMD). (Suryadi dan Yuliani, 2001).
HMD adalah gangguan pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan tanda-tanda takipnue (>60 x/mnt), retraksi dada, sianosis pada udara kamar, yang menetap atau memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan x-ray thorak yang spesifik. Tanda-tanda klinik sesuai dengan besarnya bayi, berat penyakit, adanya infeksi dan ada tidaknya shunting darah melalui PDA.

B. Patofisiologi
·      Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang disebut surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai max pada minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Peranan surfaktan ialah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.
·      Hipoksia akan menyebabkan terjadinya :
1. Oksigenasi jaringan menurun menyebabkan metabolisme anerobik dengan penimbunan asam laktat asam organic sehingga terjadi asidosis metabolic.
2. Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris menyebabkan transudasi kedalam alveoli sehingga terbentuk fibrin.
·      Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya jantung, penurunan aliran darah keparu, dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya atelektasis. Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi, IUGR dan kehamilan kembar.
 C. Komplikasi
·      Pneumothorax
·      Pneumomediastinum
·      Pulmonary intestinal dysplasia
·      Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
·      Patent ductus arteriosus (PDA)
·      Hipotensi
·      Menurunnya pengeluaran urine
·      Asidosis
·      Hiponatremi
·      Hipernatrium
·      Hipokalemi
·      Hipoglikemi
·      Disseminated intravascular coagulation (DIC)
·      Kejang
·      Intraventricular hemorrhage
·      Retinopathy pada premature
·      Infeksi sekunder

D. Etiologi
·      Defesiensi atau kekurangan surfaktan.
Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi surfaktan pada RDS yaitu prematur, asfiksia perinatal, maternal diabetes, seksio sesaria.
·      Gangguan traktus respiratorius :
ü Hyaline membrane disease (HMD). Berhubungan dengan kurangnya masa gestasi (bayi prematur)
ü Transient tachypnoe of the newborn (TTN). Paru-paru terisi cairan, sering terjadi pada bayi Caesar karena dadanya tidak mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat pengeluaran cairan dari dalam paru.
ü Infeksi (pneumonia)
ü Sindroma aspirasi
ü Hipoplasia paru
ü Hipertensi pulmonal
ü Kelainan congenital (choanal atresia, hernia diagfragma,pieer robin sindroma)
ü Pleural effusion
ü Kelumpuhan saraf frenikus
·      Luar traktus respiratoris:
Kelainan jantung congenital, kelainan metabolic, darah dan SSP.

E. Manifestasi Klinis
·      Pernafasan cepat (tachynea)
·      Retraksi (takiran) dada (suprastenal, substernal, intercostals)
·      Pernfasan terlahat paradoks
·      Cuping hidung
·      Apnea
·      Murmur
·      Sianosis pusat

F. Pemeriksaan Diagnostik
·      Foto rontsen: menunjukan adanya atelektasis
·      Analisa gas darah: analisis gas darah arteri dengan PaO2 kurang dari 50 mmHg dan PCO2 diatas 60 mmHg
·      Imatur lecithin / sphingomyolin (L / S): esitin/spingomielin rasio 2:1 mengindikasikan bahwa paru sudah matur

G. Penatalaksanaan Terapiutik
·      Pemberian oksigen
·      Pertahankan nutrisi adekuat
·      Pertahankan suhu lingkungan netral
·      Diet 60 kcal/kg per hari ( sesuaikan dengan protocol yang ada) dengan asam amino yang mrncukupi untuk mencegah katabolisme protein dan ketoasidosis  endogenous
·      Pertahankan PO2 dalam batas normal
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
HMD (HIALIN MEMBRANE DISEASE)

A.  Pengkajian
·      Data Demografi ( Nama Anak, jenis kelamin, nama orang tua, pekerjaan orang tua, alamat, pendidikan terakhir, agama, suku dsb)
·       Lakukan pengkajian fisik bayu baru lahir dan pengkajian gestasi.
·      Lakukan pengkajian sistemik, dengan penekanan kusus pada pengkajian pernafasan.
·      Observasi adanya manifestasi RDS :
- Dispnue/hipernue/takipneu
- Sianosis
- Retraksi suprasternal / epigastrik / intercostals
- Grunting expirasi
- Mengorok ekspiratori
- Pernapasan cuping hidung
- Pernapasan kulit

·      Identifikasi faktor risiko
·      Kaji system pernafasan: tanda dan gejala RDS
·      Kaji system kardiovaskuler: adanya murmur
·      Kaji sianosis, indikasi kegawatan hypoxia
·      Kaji hasil laboratorium
·      Kaji endotracheal tube (selang intubasi tracea)

B. Diagnosa
·      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan
·      Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi tracea yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan nafas.
·      Tidak efektif pola nafas berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat
·      Resiko injury berhubungan dengan ketidakseimbangnya asam – basa; O2 dan CO2 barotrauma (perlukaan dinding mukosa) dari alat bantu nafas
·      Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan hopitalisasi sekunder dari situasi krisis pada bayi
·      Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang tanpa disadari (insensible water loss)
·      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan menelan, motilitas gastric menurun, dan kurangnya penyerapan

C.   Intervensi
1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau kurangnya jumlah cairan surfaktan
Tujuan: Untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat
Intervensi:
·      Identifikasi bayi mungkin adanya risiko-risiko yang muncul
·      Monitor ststus pernafasan; distress pernafasan dan lapor ke dokter bila terjadi keburukan kondisi pernafasan
·      Monitor analisa gas darah, pulse oximetry
·      Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas
·      Pertahankan suhu lingkungan netral
·      Mengurangi pegangan
·      Pemberian oksigen sesuai program 
  
2.    Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi atau pemasangan intubasi tracea yang kurang tepat dan adanya secret pada jalan nafas
Tujuan: Meningkatkan kebersihan jalan nafas
Intervensi:
·      Kaji daya bayi apakah bunyi nafas bilateral dan adanya ekspansi selsma inspirasi
·      Atur posisi bayi untuk memudahkan drainage
·      Lakukan pengispan lendir (suction)
·      Kaji kepatenan jalan nafas setiap jam
·      Kaji posisiketepatan alat ventilator setiap jam
·      Auskultasi kedua lapang paru

3.    Resiko perubahan peran orang tua berhubungan dengan hopitalisasi sekunder dari situasi krisis pada bayi
Tujuan: Meningkatkan bonding orang tua –bayi
Intervensi:
·      Jelaskan semua alat-alat (monitor, ETT, ventilator) pada orang tua
·      Ajarkan orang tua untuk selalu mengunjungi
·      Jika tidak menggunakan oksigen, ajarkan orang tua untuk menyentu bayi, bercakap dan belaian kasih sayang
·      Ajarkan cara orang tua untuk beradaptasi dalam perawatan bayi
·      Instruksikan pada ibu untuk memberikan ASI dan ajarkan cara merangsang pengeluaran ASI


ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI “M” DENGAN
HIALIN MEMBRANE DISEASE

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi dan Penanggung Jawab
·      Identitas Bayi
Nama bayi         : By. “M”
Jenis Kelamin    : Laki-laki
Tanggal Lahir    :  November 2012
BBL                  : 3700 gram
Med. Rec          :679898
Agama               : Islam
Alamat              : Ogan Ilir
Pengkajian         : 4 Desember 2012
Diagnosa           : HMD grade II
·      Identitas Penanggung Jawab
Nama Ibu          : Ny. “M”
Umur Ibu          : 34 tahun
Agama               : Islam
Pendidikan        : SLTA
Pekerjaan           : IRT

2.    Riwayat Kesehatan
·      Keluhan utama: Lahir tidak langsung menangis
·      Riwayat Penyakit Sekarang: Bayi datang diantar keluarga ke RSMH, ibu melahirkan di klinik bersalin, ekstraksi vakum atas indikasi SC ditambah ibu kelelahan, ditolong Sp.Og dari ibu G2 P1 A0 hamil aterm, lahir tidak langsung menangis. Bayi lahir pada tanggal 28 November 2012 pukul 17.20 WIB.  Refleks hisap lemah, tangis lemah, aktivitas hipoaktif dengan nadi 128 x/ menit, pernafasan 66 x/menit dan temperatur 36,2°C.
·      Riwayat Persalinan: Ibu klien melahirkan di klinik bersalin, ekstraksi vakum atas indikasi SC ditambah ibu kelelahan, ditolong Sp.Og dari ibu G2 P1 A0 hamil aterm, ketuban jernih, ketuban pecah dini tidak terjadi
·      Status Kehamilan : G2 P1 A0

3. Pengkajian Fisik
a. Refleks
1. Refleks menggenggam: Refleks menggenggam pada By. “M” (+) tapi lemah.
2. Refleks menghisap: Refleks menghisap (+) ditandai dengan meletakan tangan pada mulut bayi, bayi menghisap jari, hisapan lemah.
3.    Refleks rooting: Reflek rooting (-) ditandai dengan bayi tidak menoleh saat tangan ditempelkan di pipi bayi.
b.  Tonus otot
Gerakan bayi sangat lemah tetapi pergerakan bayi aktif ditandai dengan bayi sering menggerek-gerakan tangan dan kakinya.
c.  Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum   : sedang
Kesadaran           : Somnolent
Lingkar kepala     : 33 Cm
Lingkar dada       : 30 Cm
Panjang badan     : 49 Cm
Berat badan         : 3850 Gram
Suhu                    : 36 °C
Respiratory          : 70 x/menit
Nadi                    : 132 x/menit
d.  Kepala
Bentuk kepala Normochepal, lingkar kepala 33 cm, pertumbuhan rambut merata, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, fontanel anterior masih lunak, sutura sagital datar dan teraba, gambaran wajah simetris terdapat larugo disekitar wajah dan badan.
 e.  Mata
Mata simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, mata bersih tidak terdapat sekret, mata bisa mengedip, bulu mata tumbuh, reflek kornea (+) reflek terhadap sentuhan, reflek pupil (+) respon terhadap cahaya, replek kedip (+)
f.  Telinga
Letak telinga kanan dan kiri simetris, lubang telinga bersih, tidak terdapat serumen, tidak ada lesi, bentuk telinga baik, lunak dan mudah membalik, ( Cartilago car ) baik, terdapat rambut larugo.
g.  Hidung
Hidung bentuk simetris, terpasang NGT, keadaan hidung bersih tidak terdapat peradangan atau pembengkakan hidung.
h.  Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir terdapat bercak putih pada membran mukosa, refleks hisap (+), reflek rooting (-).
i.   Dada dan Paru-paru
Dada simetris ( Sama antara kiri dan kanan ), bentuk dada menonjol, PX terlihat jelas.
j.  Jantung
Nadi apikal 132 x/menit, bunyi jantung reguler BT1 + BT2, palapasi nadi brakhialis (+) lemah, radialis (+) lemah, femoralis lemah dan nadi karotis (+)
k.  Abdoment
Bentuk abdomen dan cekung pada bagian px, bising usus dapat terdengar 4x/menit, tali pusat belum putus, keadaan kering, tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat haluaran nanah, perut diraba lunak.
l.  Genitalia
Lubang penis terdapat di gland penis, kedua testis dapat teraba pada scrorum.
m. Anus
Anus paten, ditandai dengan bayi sudah BAB, mekonium sudah keluar berwarna hitam dan lembek
n.  Punggung
Terdapat banyak rambut larugo, bentuk simetris, tidak terdapat ruam kemerahan atau rush.
o.  Ekstrimitas
Ekstrimitas dapat bergerak bebas, ujung jari merah muda/tidak sianosis, jumlah jari komplit, kaki sama panjang, lipatan paha kanan dan kiri simetris, pergerakan aktif
p.  Kulit
Warna kulit merah seluruh tubuh, sianosis (-),tidak terdapat tanda lahir, Skin Rush(-), Ikterik (-).
q.  Eliminasi
Eliminasi BAK 6-8 x/hari, BAB 2-4 x/hari
r.  Suhu
Suhu tubuh 36,2 oC

4. Hubungan Psikososial Orang tua dengan Bayi
a. Budaya: -
b. Agama: Agama yang dianut keluarga klien yaitu agama islam.
c. Psikologis: Psikologis ibu klien sangat labil dikarenakan kondisi yang dialami anaknya saat ini. Dia jarang menjenguk anaknya.

5.  Hubungan Orang tua dengan Bayi
Tingkah laku Ibu Anak:
·      Menyentuh: jarang
·      Memeluk: jarang
·      Berbicara: jarang
·      Berkunjung: jarang
·      Memanggil nama: jarang
·      Kontak mata: jarang
  
6. Pemeriksaan Penunjang
·      Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi (Tanggal 5 Desember 2012)
No
Parameter
Hasil
Nilai Normal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Hemoglobin
Eritrosit
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit
14,2 g/dl
4.190.000/mm3
41 vol %
12.900/mm3
85.000/mm3
0 %
4 %
1 %
50 %
30 %
15 %
14 – 18 g/dl
4,5 – 5,5 juta/mm3
40- 48 vol %
5000 – 10.000/ mm3
200.000 – 500.000/mm3
0 – 1 %
1 – 3 %
2 – 6 %
50 – 70 %
20 – 40 %
2 – 6 %

7. Therapy
·      Ampicilin 3 x 100mg/ hari
·      Amikasin 2 x 40mg/ hari
·      Sabital  2 x 15mg/ hari

B. ANALISA DATA
No
Data Penunjang
Etiologi
Problem
1
Ds: -
Do:
·      RR 70 x/menit
·      Retraksi dinding dada (+)
·      Retraksi dinding efigastrium (+)
·      Bayi tampak lemah
Atelaksasis

Menurunnya ventilator

CO2 meningkat
 

Perfusi perifer jaringan

Sulfaktan menurun
Gangguan pola nafas
2
Ds: -
Do:
·      Suhu bayi 36,2 °C
Metabolisme menurun

Bayi tidak bisa memproduksi panas tubuh sesuai kebutuhan
 

Panas tubuh mudah hilang
Resiko tinggi hipotermi.
3
Ds: klien mengatakan kapan anaknya bisa pulang
Do:
·      Ibu tampak cemas
·      Ibu menangis Anak sakit
Hospitalisasi
 

Kurangnya pengetahuan

Cemas
Gangguan rasa aman cemas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum terbentuknya zat sulfaktan dalam tubuh
2.    Resiko tinggi gangguan termoregulasi: hipotermi berhubungan dengan belum terbentuknya lapisan lemak pada kulit.
3.    Kecemasan ortu berhubungan dengan kurang pengetahuan ortu tentang kondisi bayi

D.  INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum terbentuknya zat sulfaktan dalam tubuh
Setelah dilakukan perawatan dalam 3 x 24 jam, gangguan pola nafas berkurang.
·      Observasi pola nafas
·      Observasi TTV

·      Tempatkan bayi pada tempat yang hangat
·      Berikan terapy O2 sesuai dengan kebutuhan
·      Kolaborasi pemberian terapy obat
·   Mengetahui frekuensi nafas
·   Mengetahui keadaan umum bayi
·   Mempertahankan suhu tubuh
Membantu
·   Memenuhi suplai O2


·   Obat-obatan mungkin dibutuhkan dalam pemberian terapi
2
Resiko tinggi gangguan termoregulasi: hipotermi berhubungan dengan belum terbentuknya lapisan lemak pada kulit.
Tupan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh tetap normal.

Tupen:
Suhu 37oC
Bayi tidak kedinginan
·      Tempatkan bayi pada tempat yang hangat
·      Pantau suhu tubuh setiap 2 jam
·  Mencegah terjadinya hipotermi

·  Mengetahui perubahan suhu yang terjadi
3
Kecemasan ortu berhubungan dengan kurang pengetahuan ortu tentang kondisi bayi
Tupan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan cemas keluarga klien berkurang

Tupen:
Ibu tidak menangis
Mimik verbal tidak cemas
·      Kaji tingkat kecemasan
·      Berikan penjelasan tentang keadaan klien saat ini
·      Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan perasaan
·      Anjurkan keluarga untuk tetap mengunjungi bayinya
·  Mengetahui koping individu
·  Meningkatkan pengetahuan orang tua

·  Membina hubungan saling percaya


E.  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No
No DX
Tanggal
Implementasi
Respon
1
I
Selasa, 4 Desember 2012
Pukul 21.00 WIB
1. Mengobservasi pola nafas
2. Mengobsevasi TTV



3. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat
4. Melakukan kolaborasi pemberian terapy obat
/R: klien tampak gelisah
Respirasi : 66 x/menit
/R : Klien Tampak lemah
Suhu: 36. 2 o C
Nadi: 128 x/menit
Respirasi : 66x/menit
/R : klien tampak lemah


/R : Klien terlihat meringis
H :
Sabital  2 x 15mg/ hari
II
Selasa, 4 Desember 2012
Pukul 22.00 WIB
1. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat
2. Memantau suhu tubuh setiap 2 jam
/ R : Klien tampak lemah

/ R : Klien tampak gelisah
H : Suhu : 36.5 °C
III
Kamis, 7 Desember 2012
Pukul 06.00 WIB
1. Mengkaji tingkat kecemasan

2. Memberikan penjelasan tentang keadaan klien saat ini

3. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan perasaan

4. Menganjurkan keluarga untuk tetap mengunjungi bayinya
/R : Orang tua klien mau menjawab pertayaan perawat
H : Orang tua klien tampak cemas
/R : Keluarga bertanya mengenai keadaan bayinya
H : Keluarga mengetahui
keadaan bayinya.
/R : Keluarga mau mengungkapkan
perasaannya
H : Keluarga khawatir dengan keadaan bayinya saat ini dan berharap bayinya cepat dibawa pulang
/H : Orang tua jarang mengunjungi bayinya.
2
I
Rabu, 5 Desember 2012
Pukul 21.00 WIB
1. Mengobservasi pola nafas
2. Mengobsevasi TTV



3. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat
4. Melakukan kolaborasi pemberian terapy obat
/R: klien gelisah
Respirasi : 72 x/menit
/R : Klien Tampak lemah
Suhu: 36 o C
Nadi: 134 x/menit
Respirasi : 72x/menit
/R : klien tampak lemah


/R : Klien tampak meringis
H :
Sabital  2 x 15mg/ hari
II
Rabu, 5 Desember 2012
Pukul 21.00 WIB
1. Menempatkan bayi pada tempat yang hangat
2. Memantau suhu tubuh setiap 2 jam
/ R : Klien tampak lemah

/ R : Klien tampak gelisah
H : Suhu : 36.5 °C

F. EVALUASI
No
Diagnosa
Evaluasi Keperawatan
1











2







3
I











II







III
Selasa, 4 Desember 2012. Pukul 23.00 WIB

S : -
O : Keadaan Bayi hipoaktif, klien gelisah, nafas cepat
66 x / menit
A : Gangguan pola nafas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I :
o Kaji pola nafas klien
o Observasi TTV
o Kolaborasi pembererian obat sesuai kebutuhan.

Selasa, 4 Desember 2012. Pukul 23.00 WIB
S : -
O : Suhu tubuh 36,5 oC
A : Resiko tinggi Gangguan termoregulasi
Hypotermoregulasi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I : o Kaji suhu tubuh setiap hari

Selasa, 4 Desember 2012. Pukul 23.00 WIB
S : Ibu klien mengatakan senang melihat kondisi anaknya
O : Ibu klien tersenyum, ibu tidak menangis
A : Gangguan rasa aman cemas teratasi
P : Tingkatkan pengetahuan keluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar